Senin, 30 Januari 2017

Cara Membuat Kue Bolu Gulung

Resep Membuat Bolu Gulung Lembutnya Bikin Ketagihan


resep cara membuat kue bolu gulung

Bahan-bahan :

  • 70 gram tepung terigu
  • 10 gram tepung maizena
  • 90 gram gula halus
  • 10 gram susu bubuk
  • 125 gram margarin
  • 6 butir telur ayam
  • 1 sendok makan cake emulsifier
  • 1 sendok teh Esens  vanila
  • Buttercream secukupnya
Siapkan mangkuk mixer, masukkan semua bahan (kecuali margarin dan buttercream), aduk hingga adonan mengembang putih dan kental berjejak menggunakan mixer dengan kecepatan tinggi. Berjejak maksudnya, bila spatula/ mixer diangkat akan meninggalkan jejak pita pada adonan. Tambahkan margarin cair ke dalam adonan, kemudian aduk kembali hingga tercampur rata
Cara Mudah Membuat Bolu Gulung . 
  1. Siapkan loyang berukuran 24x24x4, olesi margarin, alasi dengan kertas roti, kemudian olesi lagi dengan margarin.  Tuangkan adonan ke dalam loyang, kemudian panggang dengan suhu 200 °C selama kurang lebih 10-15 menitan. Jangan sampai overbaked yaah, nanti bolunya sulit digulung, bisa-bisa patah malahan.
  2. Ketika hendak mengeluarkan bolu dari loyang, letakkan kertas roti baru diatas tempat yang datar, balikkan loyang diatas kertas roti baru, kemudian lepaskan kertas roti yang menempel pada bolu. Balikkan lagi diatas tempat yang kering, kemudian lepas kertas rotinya perlahan-lahan biar kulit bolunya tidak mengelupas.
  3. Diamkan bolu hingga dingin. Kemudian balikkan lagi diatas kertas roti yang baru, lalu beri isian sesuai selera anda. Anda bisa menambahkan isian buttercream, selai strawberry, keju parut, selai coklat, atau apa saja deh yang penting anda suka. :D
  4. Gulung cake bersama kertas roti perlahan-lahan. Diamkan selama beberapa menit, kemudian lepas kertas rotinya. Potong-potong dan bolu gulung pun siap disajikan. Delicious!

Okey, semoga berhasil yah membuat kue bolu gulungnya. Kue bolu gulung ini sangatlah lezat dan yang bikin semua orang ketagihan adalah kelembutan tekstur kuenya. Simak juga aneka resep cake berikut ini yang so delicious rasanya:

Sabtu, 28 Januari 2017

PIDATO SAYA

Bangkitlah Generasi Muda Bangsa

Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Yang terhormat Ibu Guru Pembimbing dan yang saya sayangi Teman-Teman sekalian.
Puji syukur atas kehadirat Tuhan yang Maha Esa karena berkat rahmatnya kita dapat berkumpul dikelas 9-5 yang kita cintai ini.
Sebelumnya saya mengucapkan terima kasih atas kesempatan yang diberikan kepada saya untuk menyampaikan pidato singkat saya yang berjudul "Bangkitlah Generasi Muda Bangsa Indonesia"

Teman-teman sekalian,

     Berbicara tentang generasi muda indonesia, marilah kita liat sejenak generasi muda di area 1900-an. Generasi muda saat itu menjadi pelopor persatuan dalam symbol tanah air, kebangsaan & bahasa persatuan melalui sumpah pemuda. Generasi muda memiliki semangat yang tinggi untuk melakukan perubahan, semangat itu muncul ketika mereka melihat suatu kejanggalan pada bumi pertiwi. 

     Indonesia saat ini tidak membutuhkan generasi pemalas, yang mudah terpengaruh dampak negatif globalisasi, dan tidak mengindahkan nilai-nilai luhur bangsa. Tetapi, bangsa indonesia sangat membutuhkan generasi muda yang memiliki jiwa nasionalis, religious, semangat yang tinggi, dan generasi muda yang berani bependapat, berani bertindak, dan berani bertanggung jawab.

     Masih banyak hal positif yang dapat kita lakukan, salah satunya kita dapat terus mengembangkan potensi yang kita miliki. Seperti contoh, bagi yang pandai melukis teruslah berkarya lewat coretan-coretan indah diatas kanvas, bagi yang pandai di bidang seni, kembangkanlah seni budaya indonesia, bagi yang pandai dalam bidang olahraga, teruslah berlatih agar suatu saat dapat mengharumkan nama bangsa indonesia di kancah Internasional. Setia orang memiliki potensinya masing-masing & yang mengetahui potensi tersebut adalah diri kita sendiri, maka janganlah ragu untuk mengembangkan potensi yang kita miliki.

Teman-teman sekalian,

     Ada sekolah yang berhasil membuat karya-karya yang membanggakan Indonesia. Salah satunya yaitu SMK di Solo berhasil membuat mobil yang kualitasnya tidak kalah dari produksi-produksi luar negeri. Dalam hal ini menunjukkan bahwa negara Indonesia juga mampu membuat teknologi tinggi lainnya. Kerja keras dari kakak-kakak SMK itu patut kita jadikan contoh.

Teman-teman sekalian,

     Sudah tidak waktunya lagi kita terpuruk di era globalisasi, kini saatnya bagi kita untuk bangkit, menatap jauh kedepan, tinggalkan segala hal negatif yang kita lakukan, kembangkan potensi yang kita miliki. Lakukan perubahan pada negeri ini, bawalah nama besar Indonesia ke Dunia Internasional.

     Diakhir pidato saya yang singkat ini, saya akan menyampaikan sebuah rangkaian kata dari Bapak Ir. Soekarno yang dapat memotivasi kita, yaitu Berikan aku 10 orang tua akan kuguncangkan Pulau Jawa, berikan aku 1 pemuda akan kuguncangkan Dunia. 

     Demikianlah pidato dari saya, bila ada kata-kata yang kurang berkenan mohon dimaafkan. 
Saya akhiri Wabillahi Taufik Walhidayah Wassalamu'alaikumWarahmatullahi Wabarakatuh.




Sabtu, 21 Januari 2017

Cerpen "Malaikatku Yang Renta"

Malaikatku Yang Renta

     Ibu adalah sosok manusia yang paling kuat, bahkan kadang kuatnya melebihi ayah. Itu yang aku rasakan pada ibuku. Beban seberat apapun mampu ia pikul sendiri, apalagi semenjak kepergian ayah beberapa tahun lalu. Satu orang dipundak saja sudah berat, apalagi ibu menanggung beban 3 anak sekaligus.

     Aku dan kedua adikku melihat dengan mata sendiri betapa tangguh malaikat itu. "Sini aku bantu bu.." ucap adikgku suatu hari melihat ibu sedang menggendong suatu keranjang penuh pakaia untuk dijemur. Ia hanya tersenyum melihat adikku yang membantunya.

     Ibu sama sekali tidak pernah mengeluh padahal kami tahu ibu sangat letih, pusing, bingung dan mungkin juga takut membesarkan anak-anaknya sendiri. Sama sekali tak pernah terlihat ia lemah, kecuali melalui tatap matanya yang bening.

     "Nak, kamu sudah mulai besar, bantu ibu cari uang yaa, kasihan adik-adikmu masih sekola," Ucapnya suatu malam.
"Iyaa bu, aku pasti akan membantu ibu.." ucapku menahan pilu. 

     Meski butuh bantuan, aku tahu bahwa ibu sebenarnya tidak ingin meminta bantuan dariku. Jauh dimatanya terlihat jelas bahwa ia hanya ingin mengajariku untuk mandiri, untuk membekali aku dengan keterampilan. Sebagai malaikat ibu selalu bisa menjadi pelindung & memberikan solusi atas semua masalah yang kami hadapi. Menjadi tempat mengadu, menjadi tempat melampiaskan sumpah serapah, IBU adalah segala-galanya bagi kami. 

     "Kak, kasihan ibu, sekarang ibu sudah tidak sekuat dulu.."
"Iya benar. Makanya kamu yang rajin belajar, sudah tidak perlu terlalu banyak main".
"Iya kak, tapi aku ingin membantu ibu jualan.."
"Tidak usah, biar kakak saja, Kamu belajar saja yang rajin. Lagipula sebentar lagi kakak lulus kuliah, mudah-mudahan kakak bisa segera mencari uang untuk kebutuhan kita..".
"Baik kak".

     Sebagai seorang anak, kami merasakan benar bagaimana perih & pahit yang ibu rasakan. Bayangkan saja, tiga anak yang masih sekolah. Satu diperguruan tinggi, di SMA dan SMP. Tapi dialah malaikat kami yang bahkan sampai mulai renta seperti saat ini ia terus berjuang dan berkorban. 

     Bukan hanya memenuhi kebutuhan kami, tapi juga mendidik dan memberikan tauladan. Ibu dengan sabar & pandai selalu memberikan contoh yang baik hingga kami bertiga tidak cengeng seperti anak lain. 

     Aku sebagai anak tertua sudah tidak takut letih, bahkan sampai malam aku terus membantu ibu membuka warung makan. Dikampus aku jugak tidak kalah dengan yang lain, sering mendapatkan nilai terbaik, bahkan sudah di tawari untuk bekerja di perusahaan ternama. Adikku yang masih SMA pun cukup mandiri, ia tidak pernah berontak dan meminta sesuatu yang tidak berguna. Padahal anak seumur dia apalagi cowok, banyak tingkah tetapi dia tidak. Ia bahkan dengan setia membantu ibu mencuci piring, bahkan menyapu lantai. Sibungsu pun dari kecil sudah mandiri, hanya saja ia sedikit manja, terutama kepada kakak-kakaknya. Tapi begitulah, kami semua mendapatkan pendidikan yang sangat baik dari sang MALAIKAT. 

     Kini masa kejayaan ibu sudah mulai surut, langkahnya kian tertatih. Kulitnya kini sudah mulai keriput, bahkan pendengarannya pun mulau berkurang. Sakit dan perih sebenarnya melihat sang MALAIKAT renta ku itu.

     Waktu berlalu, aku kini sudah bekerja. Aku ingin segera menikah agar tidak jadi beban pikiran lagi. Tapi ibu bersikeras, ia tidak memaksa ku menikah meski ia sadar benar usianya sudah tak lama.
"Biarlah nak tidak usah dipaksakan, kalau jodoh kamu sudah datang ibu akan ikhlas, tapi sekarang kamu tidak akan pernah menjadi beban ibu. 

  Tapi kami sepakat, ibu harus istirahat mengurangi semua aktivitas. Akhirnya, aku meminta adikku untuk lebih banyak meluangkan waktu mengurus warung makan. Sementara sibungsu aku tugaskan untuk lebih sering bersama ibu.

     Segala kebutuhan hidup kini aku yang menanggung dari hasil kerja di kantor, sehingga ibu sudah bisa sedikit tenang & tak takut kurang uang. Aku dan kedua adikku bertekad dan berjanji untuk memberikan yang terbaik bagi masa tua MALAIKAT kami itu. Dan kini, senyuman malaikat renta itu selalu menghiasi kehidupan keluaga kami. 

THANK YOU😊